RSS

RUANG SIKSA TAMTAMA

Militer nan sadis Sabtu sore yang cerah di bengkel reparasi elektronik kami mendapat panggilan untuk memperbaiki AC rusak, karena hari sabtu maka saya sendiri yang turun tangan maklum, pada hari sabtu para karyawan ogah kerja sampai sore karena semuanya pada siap mempersiapkan diri untuk malam mingguan.

Dengan mengendarain mobil pickup maka segera saya meluncur ke lokasi si pelanggan, 20 menit kemudian tibalah saya dirumahnya, wah rumahnya besar dan AC nya banyak, didalam pikiran saya mengaharapkan semoga Pak Andre menjadi pelanggan tetap kami.

Selamat siang !, ada yang bisa saya bantu ? Seorang petugas jaga pintu menyapa tapi dia tidak berpakaian seperti seorang satpam tetapi mengenakan seragam tentara dengan tanda pangkat sebuah balok lurus warna merah, saya sempat tertegun seketika melihat seorang pemuda ganteng dengan pakaian militer. Jakun naik turun dan kontol ngaceng walau tak tegang 100%.

Siang, maaf Pak Apakah ini rumah Bapak Andre ? saya tukang reparasi AC dari Budi Service. Kata ku dengan sopan. Ya! Silahkan masuk, anda harus kami periksa terlebih dahulu sebelum masuk. Aku pun di geledah, seluruh badanku di pegang, walau merasa jengkel namun didalam hati rasanya gembira karena baru kali ini saya di pegang oleh seorang tentara muda yg ganteng, tegap, ramah namun tegas. Setelah semuanya digeledah termasuk mobil pickup sampai ke kolong kolongnya dan juga kotak perkakas dll. Palang pintu pun kemudian dibuka dan di depan mobil si tentara tamtama dengan sepeda motor mengantar kami menuju ke pintu utama rumah tersebut.

Kemudian saya ditinggal disana dan seorang tentara namun kali ini bukan tentara tamtama tetapi seorang bintara, tampak dari pangkat di lengannya terdapat satu buah persegi yg dibengkokan, berarti dia seorang sersan dua, dan dia lebih tampan dan lebih putih dari kedua petugas didepan, mungkin karena pangkatnya lebih tinggi dari mereka dan dia bertugas didalam rumah saja.

Saya di bawa ke sebuah ruangan yang lebih kurang berukuran 6 X 5 meter persesgi dan si bintara menunjuk AC yg rusak kemudian saya di tinggal, namun ruangan tersebut sungguh aneh, rasanya seperti ruang penyiksaan karena terdapat dua buat tiang yg bisa menggantung manusia, namun ruangan tersebut sangat bersih sekali tak ada tanda tanda penyiksaan.

Penasaran bercampur was was akhinya saya biarkan saja dan mengerjakan tugas saya sebagai seorang reparasi AC, tidak lama kemudian si bintara kembali keruangan tersebut untuk menanyakan apakah sudah selesai? Saya yang berada diatas tangga dan mengatakan kira kira 15 menit lagi dan si bintara pun berlalu, kemudian 15 menit kemudian si bintara kembali lagi untuk melihat apakat saya telah siap menyelesaikan pekerjaan saya atau belum, saya pun turun dari tangga kemudian keluar mengikuti si bintara tampan tersebut.kami kembali ke pos rumah utama untuk menyelesaikan pembayaran sebesar Rp. 200.000,- rupanya si perwira pemilik rumah baru tiba dirumah dgn mobil dinasnya yang berwarna hijau, wajahnya sungguh rupawan tampaknya sih masih muda, kulitnya bersih, saya pun tersenyum manis kepadanya namun dia tidak tersenyum tetapi hanya menoleh dengan tegas dan berlalu, setelah mobilnya berlalu tampak dibelakang menyusul sebuah mobil patroli dgn 5 orang awak duduk dgn rapi dan wibawa semuanya berpangkat Prada itu bisa kita lihat dari pangkat yg terjahit di lengan mereka, saya rasa mereka adalah prajurit baru lulus semuanya masih muda muda tanpa rambut karena telah dicukur habis. Setelah pembayaran diberikan saya menanyakan kepada si bintara karena namanya tertera di dada kananya maka saya pun tak menanyakan namanya dan langsung berkata “ Pak Serda Jepri tadi itu Pak Andre ? banyak sekali tentara yg dibawanya ada apa ya ?” di bintara menjawab “ yang tadi itu bukan Pak Andre itu adalah ajudannya Pak Andre namanya Kapten Rudy, Pak Jendral biasanya duduk dibelakang biasanya setiap hari sabtu selalu ada tamtama yg dibawa kemari untuk digembleng biasanya mereka adalah tamtama baru yg baru lulus dan masuk dibawah kepemimpinan Pak Andre, dan ruangan yg anda masuki tadi adalah tempat penggemblengan bagi tamtama itu”. Di pikiran saya bagaimana menggembleng itu kan tempat penyiksaan, mungkin juga ya tamtama yg baru lulus harus disiksa supaya tahan melawan musuh, tentara kan harus tahan disiksa, terutama tamtama, karena tamtama bertempur digaris depan melawan musuh biasanya dalam perang yg paling banyak tewas dan tertangkap adalah si tamtama, mungkin ruangan itu untuk menyiksa mereka agar tahan siksaan bila tertangkap musuh dan tidak takut sakit bila disiksa, hei! Seru si bintara, ngapain kamu ? kok melamun. Sekarang tugas anda telah selesai, silahkan pulang, inikan malam minggu. Kata si bintara agak seloro.

Ok, sampai jumpa, lain kali bila service AC dan reparasi telp. Ke budi service aja. Dengan senyum si bintara mengangguk, gerbang dibuka pick up saya melaju keluar namun sebelum sampai di palang depan tiba tiba palang diturunkan, si bintara dengan muka yg kurang bergaul mengatakan, anda di panggil Kapten Rudy katanya kerjaan anda belum selesai. Bercampur ragu dan takut akhirnya saya kembali ke kamar tadi, sesampai diruangan tadi sibintara mengetuk pintu namun yg diijinkan masuk hanya aku sedangka di bintara itu tidak diijinkan masuk dan diperintahkan kembali ke Pos.

Si Kapten menyerahkan sebuah buku agenda kecil, dan memang agenda itu adalah milikku, namun sebenarnya didalam terdapat beberapa hal yg tidak boleh diketahui orang, memang sungguh ceroboh sampai sampai jatuh pun tidak kuketahui, didalam agenda itu terdapat beberapa gambar porno gay, sebagian terdapat foto tentara yg bertelanjang dada dengan celana loreng dan sepatu PDL, sebagian tentara dgn seragam lengkap dan terikat namun kontolnya dioral oleh tentara lain, sebagian lagi foto pria dgn rambut cepak (tentara) bugil, dan memang saya sangat senang melihat tentara apa lagi kontolnya yg menjulur di sela sela celana lorengnya namun belum pernah saya mengalamai hal itu.

Terima kasih Pak, saya segera menyambar agenda saya, namun tangan saya meleset, memang si Kapten ini lebih gesit. Maaf apakah ada hal lain yg bisa saya bantu ? atau masih ada AC lain yg perlu di perbaiki? Si Kapten tersenyum sinis, dan mengatakan tidak ada lagi AC yg harus anda service tetapi mungkin anda harus menservice barang lain apakah anda ingin mejadi seorang tentara ? atau menikmati siksaan hebat ala tentara ? hari ini kesempatan bagi anda. Tanpa sadar kepala ku mengangguk tanda mengiyakan dan saya baru sadar rupanya ruangan itu telah terkunci dan ke 5 prajurit tadi telah berada didalam ruangan itu 2 diantaranya telah terpasung dalam keadaan telanjang tanpa sehelai benang pun sehingga sangat menggairahkan, rantai pengikat mereka sangatlah ketat sehingga kedua prajurit bugil itu tidak bisa bergerak, salah satunya mencoba menggerakkan tangan dan kakinya namun makin digerakkan rupanya makin tak nyaman, dari raut wajahnya tampak rasa perih di pergelangan tangannya.tanpa banyak bicara melihat saya telah mengangguk si kapten memberi tanda kepada ketiga prajurit yg tidak terikat kemudian mereka menuju ke arah saya dan menggiring saya ke sebuah tempat duduk kaki dan tangan saya dirantai sehingga saya tidak bisa meloloskan diri.Tidak lama kemudian seorang yg bertubuh tegap dan berseragam tentara dgn tanda pangkat bintang di bahunya masuk dan berkata rupanya anda juga penggemar kami (tentara) maka rasakanlah kami,salah satu dari ketiga prajurit ini mengambil cemeti yang disimpan dibalik lemari, kemudian cemeti itu diserahkan kepada Pak Jendral, tanpa basa basi Pak Jendral mencambuk dengan kekuatan penuh ke salah satu dari prajurit yg terpasung, cambukan pertama ini mengoyak kulit yg berwarna coklat bagian punggung si prajurit, suara pekik dari prajurit itu terdengar dengan jelas namun si Jendral tak perduli dan cambukan makin keras dihunjamkan ke punggungnya, si prajurit kali ini tak bersuara lagi rupanya di telah pingsan, dasar prajurit loyo baru dua kali cambukan sudah pingsan, baiklah lepaskan dia dan kamu, Pak Jendral menunjuk salah satu prajurit yg masih berseragam lengkap kemudian berkata “ lepaskan semua seragam dan pelengkapanmu gantikan siloyo itu tapi supaya kamu tidak bisa bersuara saya harap bungkam mulutmu dengan kaos kakimu, demikian juga dengan rekanmu yg telah dipasung ini bantu Dia membungkam mulutnya salah satu prajurit yg belum disiksa itu spontan tanpa di perintah oleh kapten maupun jendral mengambil kaos kakinya yg telah dibuka sebelum dia dipasung, dengan jinak dan tanpa perlawanan si prajurit membuka mulutnya dan seakan akan sepasang kaos kakinya di telen dengan lahap sementara si prajurit pingsan itu masih tidah sadarkan diri dan dibiarkan tergeletak dilantai, saya yg melihat itu semua menjadi teransang namun juga terkesan jorok tetapi dihatiku ingin sekali mencium kaos kaki mereka, entah apa bau dan rasanya, setelah selesai di bungkam dan dipasung maka Pak Jendral memulai lagi cambukannya kali ini dicambuk bergantian dan memang karena mulut terbungkam maka tidak ada suara terdengar, namun punggung kedua prajurit itu bagaikan lukisan abstrak yang tak bermakna, masing masing prajurit mendapatkan jatah cambukan 10 kali jadi total cambukan Pak Jendral kali ini adalah 20 kali ke punggung prajurit tamtama itu, setelah itu cemeti di serahkan ke Pak Kapten, Pak kapten lebih suka mencambuk bagian depan prajurit tetapi bagian depan harus hati hati karena biji peler prajurit harus dijaga keamanannya mungkin karena takut bila biji peler rusak maka akan mengakibatkan tidak bisa menghasilkan sperma yg optimal dan kemungkinan si Prajurit bisa impoten, pak kapten mengayunkan cemetinya dengan santai tampaknya sih tidak terlalu kuat namun sarsarannya memang luar biasa karena sasarannya mendekati bagian kemaluan si prajurit dan kulit bagian yg tercambukpun menjadi biru dan tidak lama kemudian bercak darah mulai keluar, saya melihat dengan kagum karena mereka sangat tangguh, salah satu dari prajurit yg belum disiksa mungkin karena takut sehingga kencing dicelana dan diketahui oleh Pak jendral sehingga Pak Jendral marah sekali, dasar banci mana kontolmu, kita kebiri saja masa Cuma melihat orang dicambuk anda bisa ketakutan hingga kencing dicelana, jadi cewek saja kamu. Sementara Pak kapten masih terus mencambuk karena cambukannnya belum mencapai 10 kali, Pak Jendral menghukum si Parjurit kencing ini dengan mensodomi si prajurit ngompol ini, sekarang buka celanamu, pegang besi didinding itu dan tunggingkan pantatmu, cepat. Si prajurit ngompol itu tidak bisa berbuat apa apa, karena mulut belum dibungkam maka keluarlah suara mendesis, mungkin karena pertama kali maka terasa perih, pak Jendral makin berang dan sodomi dihentikan kemudian prajurit ini diperintahkan untuk membungkan mulutnya dgn kaos kakinya sendiri sama dengan rekan lainnya, sekarang si prajurit yg akan melanjutkan anal sexnya ini hanya memakai baju dan topi tetapi celana loreng celana dalam kaos kaki dan sepatu bot si prajurit telah dilucuti, dia ingin membuka baju seragamnnya namun dilarang oleh pak jendral bejat itu. Pak jendral suka dengan bau keringat basi yg menempel dibaju seragamnya, menurut Jendral mereka telah satu minggu tdk mandi, jadi bisa anda bayangkan betapa baunya seragm mereka.Siksaan anal yang tertunda itupun dilanjutkan,Prajurit yg masih belum disiksa hanya tinggal satu mungkin karena takut atau stess sehingga ingin melarikan diri sementara Pak Kapten telah selesai mencambuk kedua prajurit sialan itu pun mulai memperhatikan si prajurit yg masih berseragam lengkap ini, mengetahui hal itu segera si kapten segera mengeluarkan perintah berhenti! Si prajurit rupanya tak perduli dengan perintah dan mencoba membuka pintu kamar siksaan itu, namun malang bagi prajurit sialan itu karena pintunya terkunci dan tidak ada kunci yg tergantung disana Pak Kapten segera melayangkan tinju ke pundak dan jatuhlah sang prajurit malang itu, satu persatu tinju dari Pak Kapten melayang di muka dada perut dan tempat lainnya si prajurit tak berdaya, hidungnya mengeluarkan darah dan duduk terkapar pasrah, Pak Jendral tidak perduli dgn semua itu dan menikmati anal seknya, sementara aku hanya duduk diam terpaku menyaksikan adegan ini, rupanya Pak Jendral tidak melupakan aku, hei bocah tengik si tukang AC, apa kamu mau disiksa ? tanya Pak Jendral, aku tak berani bersuara namun kepalaku menggeleng, dan aku melihat situasi di ruang itu sungguh mengerikan, dimana seorang prajurit pingsan karena tidak bisa menahan sakitnya cambukan, dua orang terpasung dan sekarang dalam posisi lunglai menahan sakit, satu lagi menahan sakit karena di sodomi dan satu lagi terkapar lemah dgn hidung berdarah, berarti sekarang sasarannya adalah ke saya. Kemudian suara Jendral kembali terdengar, hei bocah tengik aku tidak akan menyiksamu, cukup Kapten saja yg mengurusmu, Pak Kapten tanpa diperintah secara resmi segera menghampiri aku, pertama tau dia mencium bau yg melekat di badan ku, kemudian berkata “tidak ada bau tentara, aku tidak bisa menghajarnya” kemudian Pak Jendral yg sedang anal, memang sungguh luar biasa, mungkin sudah 30 menit namun masih tidak memuncratkan sperma kasihan sekali si prajurit, perkiraanku sebentar lagi pasti keluar rupayanya benar, namun siksaan bagiku dimulai dari perintah dari pak kapten supaya saya memakai seragam para prajurit yg telah mereka buka agar aroma tubuhku mirip aroma tentara, pakaian yg kukenakan ku buka sendiri dan kuganti dgn seragam mereka, tubuhku tak setegap mereka namun pas sekali dari topi hingga sepatu untung masih ada kaos kaki yg belum basah oleh mulut para prajurit itu karena perintah bungkaman mulut dari sang Jendral yaitu kaos kaki milik si prajurit loyo yang pingsan, sayang diruangn itu tidak ada cermin jadi saya tidak bisa melihat kegagahku namun aroma dari seragam itu sungguh menyengat apalagi kaos kakinya,apakah prajurit harus bau ? baru disebut dengan bau prajurit?? Gue juga bingung jadinya tiba tiba jotosan keras mengenai punggungku membuat aku terhempas ke lantai sakit sekali rasanya, hei prajurit gadungan sialan ngapain kamu kemari. Sekarang ayo layani kami, tendangan mengenai pantatku dan untuk kedua kalinya aku terhempas jatuh dgn kasar celanaku di buka paksa dan lobang pantatku diisi oleh kontol bejatnya itu, apa daya aku hanya bisa meraung raung kesakitan tapi nikmat, rupanya mereka tidak suka mendengar suara waktu ml maka mulutku juga di bungkam oleh kaoskaki yg kupakai tadi, akhirnya selain tau baunya sekarang aku juga merasakan rasanya nikmatnya kaoskaki tentara itu,bau dan saya tak tau menjelaskan rasanya, tapi ada kegembiraan kecil dihatiku, bisa merasakan semua itu, rupanya si Kapten tak setahan si Jendral, akhinya sperma yg ditahannya muncrat dengan derasnya ke dalam lubang pantatku, Pak Jendral selain kejam juga berbaik hati si prajurit loyo akhirnya telah bangun namun pak Jendral memerintahkan dia untuk mengemut kontolku, mau tidak mau si prajurit harus turut pada perintah atas, setelah 10 menit akhirnya lahar hangat yg tak bisa lagi ku bendung tupah ke mulut si prajurit botak yg dalam posisi jongkok didepanku, kedua prajurit yg terborgol tidak mendapatkan siksaan seksual mereka Cuma mendapat siksaan badan tetapi kontol mereka juga turut ngaceng, akhirnya mereka diturunkan dan kelima prajurit itu mendapatkan lagi 2 kali hadiah lecutan yaitu satu dari Pak jendral yg satu lagi dari Pak kapten, sebelaum di cambuk segala atribut kaos atau lain lainnya yg masih menempel di bada prajurit harus ditanggalkan, maka sekarang bukan lagi 2 orang prajurit yg telanjang tetapi semuanya kecuali Pak Jendral, kapten & aku, ruangan yg tadinya bersih sekarang berubah menjadi kotor dimana darah, air kencing, pejuh, keringat berceceran di lantai belum lagi bau prajurit yg seperti bau anjing kampung yg tidak pernah mandi dan AC yg kuperbaiki tadi tidak pernah dihidupkan lampu yg dinyalakan juga tidak terang, nuansa di kamar tersebut 100 % adalah nuansa tempat penyiksaan yg sadis. Kemudian Pak Jendral berkata “ yg tadi Cuma siksaan tahap awal sekarang siksaan baru akan dimulai, aya bersiap, semuanya berdiri satu persatu dilecut lagi, sekarang tubuh kedua tamtama yg telah dilecut dari tadi babak belur mereka tidak disiksa lagi melainkan merka disuruh saling ML dalam posisi 69, dan ketiga prajurit lainnya diperintahkan berdiri dan diam di tempat untuk menerima lecutan badan dari jendral dan kapten, karena keadaan di ruangan penyiksaan itu sangat lembab maka si Kapten akhirnya melepaskan seragam yg menempel dibadannya, tidak lama kemudian si Jendral pun menanggalkan baju kebesarannya. Dan aku tanpa di perintah juga menanggalkan semua yg kukenakan.

Kami semua akhirnya bebas dari segala atribut dan derajat, Pak Jendral & Kapten juga jadi lebih bersahabat perintah perintah tidak lagi keluar dari mulut mereka, akhirnya menjadi sebuah atraksi sex group yg seru, masing masing saling mengemut dan diemut, saliong mencoblos dan juga dicoblos, pak Jendral sangat lihai dan tahan lama Pak Kapten juga hebat dan memiliki stamina yg luar biasa, sementara kelima prajurit kebanyakan menjadi objek bagi mereka, aku juga menikmati mereka salah satu prajurit mencoblos anus ku, seorang lagi mengoral dan Pak kapten sedang miss dengan mesra, di tubuh pak Kapten juga ada seorang prajurit yg sedang dicoblos pak kapten sedangkan pak Jendral sedang kissing dengan dasyat dengan seorang tamtama dan menunggangi seorang prajurit kedua prajurit yg sedang dianal oleh Kapten dan Jendral juga saling kissing dan Prajurit yg mencoblos lubang anusku memainkan kontol prajurit yg kucoblos, tak terbayangkan dan tak terkatakan suasana waktu itu akhirnya tiga orang prajurit telah muncrat dan mulai terlihat kelelahan sementara 2 prajurit masih sibuk, sementara itu aku pun mengeluarkan lahar kesayanganku entah yg keberapa kalinya disusul oleh 2 orang prajurit yg akhirnya muncrat, Pak Kapten dan Jendral mengeluarkan isi buah pelernya pada waktu bersamaan, akhirnya semuanya kecapaian dan terbujur kaku.

Karena Pak Jendral dan Kapten telah mengenakan seragam kebesaran mereka maka semuanya kembali ke dunia militer, dimana perintah, teriakan, jotosan dan makian bermunculan pak kapten meneiakkan “ dasar Prajurit pemalas, cepat berpakaian jika ada musuh didepan kalian sudah tewas, pecut dihunjamkan ke tubuh tubah coklat yg masih muda muda, semuanya kelalapan dan sigap sekali memakai celana dalam, kaos dalam, baju loreng, celana loreng, kaos kai walaupun basah oleh ludah tetap dipakai tanpa dihiraukan akhinya semua pernak pernik atribut dll telah terpasang dan dalam keadaan posisi sia, kelimanya berbaris, seakan akan menjadi anjing jinak didepan tuannya.

Akhirnya mereka tidak disiksa lagi dan atas nasehat dari Pak jendral bahwa seorang tentara harus lebih ganas harus lebih jeli dalam menerima siksaan, karena lebih baik mandi keringat, mandi pejuh dll dari pada mandi darah di tangan musuh.maka diharapkan untuk latihan berikutnya akan lebih kejam dan sadis. mereka diantar oleh kapten keruang sebelah, sedangkan aku belum diijinkan pulang.

Terakhir aku diperintahkan untuk melayani nafsu pak Jendral berkali kali, memang tanpa cambuk tapi permainan dari pak jendral sungguh sangat kasar, badanku babak belur, namun terasa sungguh mengesankan, badanku letoi, terasa susah berjalan. Akhirnya aku keluar dari ruangan penyiksaan itu untuk kembali pulang rupanya di ruang sebelah terdengar suara teriakan kecil, dan kuintip dari lubang kunci dan terlihat kelima tamtama mudaberkulit coklat tergantung ketat dan dicambuk oleh Kapten sialan tadi,setelah dipikir pikir itu sih lemih mirip ruang siksaan manusia homo, bukan penggemblengan. apakah Jendral tadi homo atau bisex? Sisersan rupanya masuk dan melihat pakaianku yg lusuh dan tak karuan segera menghampiri dan mengatakan waktunya untuk pulang, sewaktu mengantar sisersan berterus terang “ inilah Jendral kami. Kami semua selalu disiksa dan dilecehkan dengan orientasi sex yg cenderung homosex”. Aku segera menanggapi, “jadi anda juga sering mengikuti latihan yg seperti tadi?” Jika Kapten tidak di tempat aku adalah pengganti Kapten, jawabnya. Ok lah sampai jumpa semoga aku diundang lagi untuk mengikuti penggemblengan prajurit tadi dan semoga bisa bertemu anda. Terima kasih. Ingat ya Budi service Electronik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© 2009 - Pustaka Orang Dewasa | Design: Choen | Pagenav: Abu Farhan Top