RSS

TEMAN SEKANTOR

TEMAN SEKANTOR

“Nggak, mau main aja”, jawabnya sambil tersenyum.
Setelah ngobrol ngalor-ngidul tentang suasana kantor, aku minta ijin untuk mandi.

Sewaktu di kamar mandi, aku terus berpikir ada apa kok tiba-tiba dia datang ke kosku. Selama ini aku hanya mengenalnya sepintas dan itu pun hanya basa-basi. Bukannya sombong, tapi dia bukan anak buahku langsung. Jadi, memang jarang bertemu. Tapi, jujur saja, Ati tergolong cantik. Dengan kulitnya yang putih, gigi yang teratur rapi, plus rambut hitamnya yang sebahu, siapa pun akan mengakui kecantikannya. Belum lagi dada dan pantatnya yang memang aduhai.

Usai mandi, aku bergegas kembali ke kamar. Ternyata, dia sudah duduk di tempat tidurku sambil membaca majalah. Pikiran kotorku segera bekerja, “Pasti ada maunya nih”. Dengan alasan akan mengambil baju yang tergantung di balik pintu, aku menutup pintu dan menguncinya. Sedetik kemudian, aku menemaninya duduk di ranjang.

Sambil ngobrol, dengan perlahan wajahku kudekatkan ke wajahnya. Dia hanya diam saja dan tidak Mencoba menghindar. Langsung saja kulumat bibirnya dan ternyata responnya sangat mengejutkan. Ati membalas ciumanku dengan bernafsu dan bibirnya makin terbuka saat lidahku bermain di mulutnya. Cukup lama juga kami berpagutan, dan jelas burungku sudah berontak hendak keluar dari sarangnya. Saat kami berciuman, dia membisikkan bahwa dia sayang padaku.

Sambil lidahku menuruni lehernya yang jenjang dan wangi, tanganku segera meraba dadanya yang kenyal. Dia menggelinjang saat tanganku meremas buah dadanya yang berada di balik blouse putihnya. Dengan lembut kulepaskan satu persatu kancing bajunya dan menyembullah buah dada yang terbungkus bra putih. Dengan ukuran 36B, buah dada itu nampak hendak mau tumpah dari cungkup branya. Segera saja kubenamkan wajahku ke dadanya. Ati makin mendesah dan tangannya meremas-remas rambutku. Kujilati dadanya dan dengan gentle aku menyusuri gunung kembarnya. Dengan mulutku, kubuka cup branya dan tangan kiriku membuka kait bra di punggungnya. Rupanya, kelembutanku sangat menyenangkan dia. Ati tertawa kecil sambil mengelus rambutku.

Terlihatlah buah dada Atik yang menantang dengan puting berwarna coklat pucat. Putingnya tidak seberapa besar, tapi lingkaran putingnya benar-benar membuatku bernafsu. Lebar dan benar-benar bulat sempurna. Segera kukulum putingnya dan sesekali menggigitnya dengan mesra. Ati makin liar dan tubuhnya terdorong ke belakang sampai rebah di ranjang. Ini memudahkan pengembaraanku. Dengan posisi berbaring, aku lebih leluasa mengulum kedua buah dadanya. Dengan kedua tanganku, kutangkupkan kedua bukit indah itu dan lidahku menjilatinya bergantian. Kombinasi permainan lidah dan remasan tanganku rupanya membuatnya makin bergairah. “Terus, Mas.., terus.., aduh enaknya..”, desisnya. Buah dada yang tadinya lembut itu makin menegang putingnya dan dengan rakusnya kulahap. Tangannya makin membenamkan wajahku ke buah dadanya.

Tangan Ati lalu menyusuri perutku dan jarinya masuk ke dalam celana dalamku. Kemaluanku pun dipijat-pijatnya. Walaupun aku sudah tegang, tapi penisku baru 70% ereksi. Bukannya sombong, tapi aku tergolong lambat panas. Aku segera melepas celana dalamku dan dengan leluasa tangannya mengocok penisku. Rasanya selangit deh, antara geli dan enak. Walaupun tidak tergolong besar (panjang 15 cm, diamater 4 cm) , tapi stamina penisku cukup prima.

Aku tidak mau kalah dan mulutku pun mulai menuju perutnya. Lidahku berhenti sejenak di pusarnya dan kumasuki lubang pusarnya dengan lidah. Pinggul Ati langsung terangkat dan desahannya makin kencang. Lalu tangan kananku mencari risleting roknya dan menurunkannya. Rok mini hijaunya kupelorotkan dan kuciumi paha putihnya yang merangsang. Mulai dari balik dengkul, sampai ujung paha kejelajahi dengan lembut. Ati terlihat menggigit bibirnya sendiri sambil matanya merem melek keenakan.

Ketika kuciumi pangkal pahanya, terlihat beberapa bulu halus menyembul keluar dari celana dalam satin hitamnya. Perlahan, jariku menyibak pinggir celana dalamnya dan kujilati clitorisnya. Rupanya, sensasi dengan cara kukulum clitorisnya ketika masih memakai celana dalam sangat disukainya. Desis Ati bercampur nafas yang semakin memburu makin membuatku gila. Dengan bernafsu kujilati seluruh vaginanya yang berwarna merah muda. Lidahku turun naik menyusuri vagina wanginya dan dengan gerakan liar kumainkan lidahku di lubang kemaluannya.

Setelah sekitar 5 menit, vagina indah itu sudah basah oleh lendir dan dengan bernafsu semakin kujilati. Lalu, tiba-tiba Ati menarik lenganku ke atas. “Ayo dong Mas, Ati udah nggak tahan. Masukin dong Mas..”, pintanya dengan mata memelas. Ia pun segera merenggangkan kedua pahanya dan terlihat vaginanya yang sangat menggiurkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© 2009 - Pustaka Orang Dewasa | Design: Choen | Pagenav: Abu Farhan Top